data

Teknik Sampling : Pengertian dan Macam-macamnya

 

Apa yang Dimaksud dengan Teknik Sampling?

Sampel adalah satuan individu dari suatu populasi. Sampling adalah aktivitas pada analisis statistik untuk menentukan sampel dari populasi untuk kepentingan penelitian. Contohnya : Ketika ingin meneliti opini mahasiswa satu kampus, peneliti hanya mengambil sampel 100 mahasiswa yang ada. Metodologi yang digunakan untuk melakukan sampling tergantung pada tipe analisis yang dilakukan.

Pemilihan individu untuk dijadikan sampel harus dilakukan dengan banyak pertimbangan agar sampel yang dipilih dapat merepresentasikan secara keseluruhan. Metode sampling sebaiknya ditulis di bagian metodologi karya ilmiah dengan jelas.

Ketika melakukan sampling, peneliti memiliki kecenderungan terjadi bias karena kesalahan dalam proses pemilihan sampel. Risiko bias ini bisa terjadi di semua elemen survey baik kuantitatif maupun kualitatif. Bias terjadi karena peneliti melebih-lebihkan atau meremehkan parameter populasi tertentu. Maka, sampling dipelajari terlebih dahulu sebelum melaksanakannya.

 

Baca juga : Macam-macam Data yang perlu dipahami oleh peneliti Pemula

 

Tujuan dan Manfaat Teknik Sampling

Sampling bertujuan agar mendapatkan representasi sampel dari populasi secara keseluruhan dengan biaya serendah mungkin. Karena manusia memiliki keterbatasan dalam pengambilan data terutama pada populasi skala sangat besar.

Manfaat dari sampling diantaranya :

  • Biaya yang dikeluarkan tidak banyak

Jika membutuhkan banyak data maka tentu biaya yang dibutuhkan juga tinggi. Sampel adalah individu yang dapat merepresentasikan keadaan populasi. Maka, dengan metode ini kegiatan penelitian dapat menekan biaya.

  • Waktu yang dibutuhkan tidak banyak

Jika dibandingkan dengan metode tabulasi maupun analisis lain maka waktu yang dibutuhkan menjadi lebih pendek.

  • Memiliki cakupan tinggi

Terkadang suatu penelitian berpotensi mengandung unsur generalisasi data. Selain itu, beberapa populasi pada skala besar di mana tidak bisa diukur karena keterbatasan kemampuan manusia. Jika menggunakan metode sampling maka dapat mengantisipasi masalah tersebut.

  • Cocok pada saat keadaan terbatas

Mengkaji seluruh jagad raya bukanlah hal yang bijak. Maka populasi ini dapat dipelajari dengan sampling. Metode ini cocok untuk riset pemasaran dengan sumber daya terbatas.

  • Tercipta hubungan yang baik antara peneliti dan responden

Dengan metode sampling maka tidak perlu memiliki seluruh responden pada suatu populasi. Sehingga dapat memilih beberapa saja dan dapat mengambil informasi secara mendalam. Sehingga tercipta hubungan antara peneliti dan responden.

Macam-Macam Teknik Sampling

Secara garis besar, metode sampling dibagi menjadi 2 jenis : probability sampling (random sample) dan non-probability sampling (non-random sample).

Probability Sampling

Probability Sampling adalah salah satu metode sampling di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel. Purposive sampling dibagi lagi menjadi : Simple Random Sampling, Systematic Random Sampling, Stratified Random Sampling, Cluster Sampling, dan multistage sampling.

 

Simple Random Sampling

Pada Simple Random Sampling, setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. 

Contoh :

Peneliti ingin mengambil sampel acakdari 100 karyawan di suatu perusahaan. Kemudian peneliti melihat database dari 1 sampai 1000 lalu memilih 100 sampel secara acak.

simple random sampling

Systhematic Sampling

Metode ini mirip dengan simple random sampling. Namun setiap anggota pada populasi diberi nomor oleh peneliti. Kemudian peneliti memilih data dengan cara rentang nomor tertentu.

Contoh :

Semua karyawan di perusahaan diberi nomor kemudian memilih data dari individu nomor 6 dan dipilih lagi selang 10 (6, 16,26,36, dan seterusnya).

Systhematic Sampling

Stratified Sampling

Pada metode ini, peneliti membagi populasi menjadi sub populasi sehingga dapat menarik kesimpulan sempurna berdasarkan keyakinan bahwa setiap subkelompok sangat cocok untuk mempresentasikan sampel.

Untuk menggunakan metode ini, peneliti membagi populasi menjadi subgroup atau yang disebut strata berdasarkan karakteristik tertentu. Bisa dalam bentuk gender, umur, pendapatan, pekerjaan, dan lain-lain. Kemudian peneliti menghitung berapa banyak individu yang harus diambil menjadi data. Peneliti mengambil data dari strata secara acak.

Contoh :

Suatu perusahaan memiliki 800 karyawan perempuan dan 200 karyawan laki-laki. Peneliti ingin meyakinkan bahwa sampel ini merepresentasikan populasi menjadi dua strata berdasarkan jenis kelamin. Kemudian melakukan sampling di setiap kelompok di mana memilih 80 wanita dan 20 pria. Sehingga merepresentasikan bahwa ada 100 sampel.

Stratified Sampling

Cluster Sampling

Pada metode ini, peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok atau biasa disebut kluster. Metode ini dipakai pada populasi pada daerah dengan geografis yang sangat besar.

Salah satu contohnya adalah penelitian mengenai tingkat literasi rata-rata pada siswa kelas lima di Jakarta. Karena banyaknya siswa kelas lima di Jakarta maka langkah yang mudah ditempuh adalah membuat daftar SD untuk pengambilan data.

Metode ini dapat menghemat waktu dan biaya. Selain itu, metode ini juga memiliki validitas tinggi karena setiap sampel mewakili karakteristik dari populasi yang besar. Namun, jika salah dalam melakukan pengelompokkan atau clutering maka hasil penelitian tidak bisa dipertanggung jawabkan. Maka butuh perencanaan matang dalam membuat kelompok atau cluster dari sampel yang ada.

Multistage Sampling

Multistage sampling atau multistage cluster sampling adalah metode sampling dengan cara mengelompokkan populasi menjadi beberapa kelompok. Pembagian ini bisa menjadi beberapa tingkatan.

Metode ini dilakukan dengan cara merancang susunan  kelompok berdasarkan kriteria tertentu lalu  tentukan jumlah individu di setiap kelompok. Setelah itu, inidividu-individu tersebut dimasukkan ke kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah itu, peneliti menentukan individu mana saja yang akan dipilih setiap kelompok.

Contoh :

Ketika ingin survei dengan skala nasional, maka bisa mengelompokkan individu dari propinsi, kemudian kota, dan terus hingga tingkat RT.

 

Non-probability Sampling

Pada jenis sampling ini, individu dipilih dari kriteria tertentu dan tidak setiap individu memiliki kesempatan untuk terpilih. Tipe ini lebih mudah dan murah namun akan menimbukan ambiguitas tinggi sehingga peneliti tidak bisa menarik banyak kesimpulan.

Metode ini sering dijumpai pada penelitian kualitatif dan analisis data eksplorasi. Tujuan dari metode ini bukanlah untuk menguji hipotesis mengenai suatu populasi skala besar, melainkan untuk mengembangkan pengetahuan awal dari populasi kecil.

Non-probability sampling terdiri dari : Purposive Sampling, Accidental Sampling, Quota Sampling, dan  Snowball Sampling.

Purposive Sampling

Purposive Sampling atau judgement atau subyektif sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu. Teknik ini menggunakan penilaian si peneliti ketika memilih anggota populasi untuk berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti percaya bahwa mereka memperoleh sampel yang representatif dengan menggunakan penilaian yang tepat sehingga menghemat waktu dan uang.

Contoh :

Ketika ingin meneliti tentang opini mahasiswa disabilitas di suatu kampus. Maka peneliti memilih beberapa mahasiswa disabilitas yang ada dengan beragam kebutuhan khusus untuk mengumpulkan variasi data.

Metode ini sering dipakai pada pengamatan kuantitatif di mana peneliti ingin mengkaji lebih dalam suatu fenomena dan tidak mementingkan kesimpulan statistik. Metode ini tidak tepat untuk studi kasus bisnis dan disertasi kuliah.

Accidental Sampling

Accidental sampling atau convenience sampling atau sampel bebas adalah salah satu teknik non-probability sampling dengan peluang objek dan subjek yang terintergrasi. Teknik ini tanpa kesengajaan peneliti mencari sampel, namun bukan berarti dipilih secara acak.

Teknik ini dilakukan saat peneliti tidak mempertimbangkan pada tujuan sampling melainkan kemudahan dalam mengakses mendapatkan populasi tersebut.

Pelaksanaan accidental sampling sangat mudah. Dua cara untuk mendapatkan sampel adalah pengamatan sampel secara manual dan kuesioner.

Pengamatan sampel secara manual adalah metode mengumpulkan data kuantitas. Contohnya adalah penelitian persentase penjualan penjualan beberapa produk snack, maka peneliti mengamati jumlah snack yang terjual dalam periode tertentu atau meminta informasi pemilik toko.

Sedangkan kuesioner adalah metode untuk sisi kualitas. Peneliti memberikan daftar pertanyaan pada subjek sampling yang berkaitan dengan tujuan riset.

Contoh accidental sampling :

Peneliti akan melakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pemerintah. Peneliti akan mengambil data di mall dengan cara menanyakan pengunjung yang berlalu lalalng secara acak. Namun bukan berarti hasil sampel menjadi sampel acak sehingga tidak menarik kesimpulan secara acak.

Meskipun memiliki kemudahan dalam aksesibilitas, teknik ini tidak dianjurkan untuk penelitian ilmiah. Namun tidak masalah untuk keperluan riset sederhana.

 

Snowball Sampling

Snowball sampling adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih, dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus. Peneliti mengambil sampel dengan cara melihat hubungan dari satu orang dengan orang lain atau dari kasus satu ke kasus lainnya. Kemudian mencari hubungan selanjutnya melalui proses yang sama, demikian seterusnya.

Ibarat bola salju, pengambilan sampel dimulai dari bola salju yang kecil kemudian bola tersebut perlahan-lahan membesar karena ada penambahan salju yang digulingkan dalam hamparan salju. Terkadang peneliti tidak dapat menemukan responden langsung di lapangan. Maka, snowball sampling adalah metode multitahapan.

Penelitian dapat dimulai dengan informasi yang terbatas, namun pada perkembangannya informasi yang didapatkan berkembang luas dan mendalam.

Metode ini mampu menemukan responden yang sulit ditemukan. Selain itu juga dapat mengungkapkan hal-hal yang spesifik atau yang tabu di dunia sosial. Hal ini membutuhkan kreativitas dan kemandirian yang tinggi dalam berpikir dan bertindak di lapangan agar hasilnya sesuai yang diharapkan. Selain itu juga membutuhkan keterampilan sosial seperti kesabaran, empati, dapat dipercaya, dan sikap bersahabat. Hal ini agar responden terbuka dalam menjawab pertanyaan yang dibutuhkan.

Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, maka hasil yang didapatkan kurang mewakili populasi.

 

Quota Sampling

Quota sampling adalah metode sampling di mana peneliti membuat kelompok atau kuota berdasarkan kriteria tertentu. Kemudian kuota ini memberikan informasi yang dibutuhkan dari populasi. Peneliti dapat menentukan kuota berdasarkan pendidikan, gender, atau latar belakang sosial  ekonomi.

Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah peneliti dapat menganalisis dan menginterprestasikan dengna mudah terhadap tes atau survei. Karena pertanyaan yang tepat disajikan kepada kelompok sampel yang tepat. Tingkat keakuratan bergantung pada peneliti. Jika peneliti memilih individu secara acak untuk memenuhi tenggat waktu yang dialokasikan, maka hasil penelitian berisiko memiliki kesimpulan bias.

Sampling adalah prosedur pengambilan data yang bertujuan dapat menekan biaya penelitian. Terdapat berbagai macam metode sampling sesuai dengan kebutuhan. Meskipun metode ini banyak dipakai dalam penelitian, ada potensi menjadi bias jika si peneliti tidak merencanakan sampling dengan baik.

 

Sumber : accountlearning.com, Media Neliti, scribbr.com , formpl.us, questionpro.com, premise.com

Scroll to Top