Mengapa Pembobotan di Data SDKI harus di normalisasikan

 

 

Pengenalan

Data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) sering digunakan untuk mempelajari trend kesehatan dan demografi di Indonesia. Namun, data yang dihasilkan oleh SDKI tidak bisa langsung dijadikan representasi untuk seluruh populasi Indonesia karena menggunakan teknik sampling. Pembobotan merupakan cara untuk mengimbangi sample yang digunakan agar hasil yang diperoleh mewakili populasi yang lebih luas secara akurat. Artikel ini akan membahas mengapa penting untuk melakukan normalisasi pembobotan di data SDKI.

Apa itu Pembobotan?

Pembobotan adalah proses pengalokasian bobot pada setiap individu atau unit populasi pada sampel survei. Pembobotan dilakukan untuk mengimbangi perbedaan probabilitas untuk dipilih dalam survey. Contohnya, jika di suatu kabupaten/ kota memiliki populasi banyak dan hanya beberapa tempat yang dijadikan sampel, maka artinya yang dipilih hanya sampel saja. Pembobotan dilakukan untuk menetapkan probabilitas yang sama untuk unit-unit berbeda di populasi dan untuk mengimbangi efek dari rancangan sampel yang kompleks. Sebagai contoh, survei SKDI memilih beberapa rumah tangga di berbagai provinsi dan kabupaten/ kota di seluruh Indonesia.

Mengapa Pembobotan Harus Dinormalisasikan?

Proses pembobotan menyebabkan bobot berbeda pada setiap individu yang disurvei. Oleh karena itu, penting untuk dinormalisasikan pembobotan, sehingga setiap unit yang disurvei mempunyai probabilitas yang sama untuk dipilih ke dalam sample survey. Dalam SDKI, bobot awal dirancang menggunakan probabilitas pemilihan untuk sampel dan tingkat respons rumah tangga dan individu. Sejak bobot awal memiliki nilai yang berbeda-beda, maka dilakukan normalisasi untuk membuka kesempatan yang sama bagi setiap unit yang disurvei.

 

Bagaimana Cara Normalisasi Pembobotan?

Cara normalisasi pembobotan dihitung dengan membagi setiap bobot dengan rata-rata bobot awal. Normalisasi dilakukan agar nilai sikuat pembobotan sama dengan populasi yang diperkirakan. Normalisasi pembobotan harus dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis bobot sehingga hasilnya menjadi lebih akurat. Dalam data SDKI, proses normalisasi pembobotan dilakukan dengan cara membagi setiap bobot dengan rata-rata bobot awal. Kemudian, hasil tersebut akan dijumlahkan untuk mendapatkan total pembobotan normalisasi yang sama dengan jumlah unit pada survey.

 

Kesimpulan

Pembobotan adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk mengkonversi data survey yang telah dipilih menjadi representasi dari suatu populasi yang lebih luas. Normalisasi pembobotan pada data SDKI penting untuk mengimbangi perbedaan probabilitas untuk dipilih dalam survei. Proses normalisasi pembobotan di data SDKI dilakukan dengan membagi setiap bobot dengan rata-rata bobot awal untuk setiap jenis bobot.

FAQ

1. Apa itu pembobotan?
Pembobotan adalah proses pengalokasian bobot pada setiap individu atau unit populasi pada sampel survei.
2. Mengapa pembobotan harus dinormalisasikan?
Penting untuk dinormalisasikan pembobotan, sehingga setiap unit yang disurvei mempunyai probabilitas yang sama untuk dipilih ke dalam sample survey.
3. Apa itu normalisasi pembobotan?
Normalisasi pembobotan adalah proses menghitung rata-rata bobot awal dan membaginya dengan setiap bobot, sehingga setiap unit yang disurvei memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih ke dalam sample survey.
4. Apa alasan melakukan normalisasi pembobotan di data SDKI?
Normalisasi pembobotan dilakukan untuk mengimbangi perbedaan probabilitas untuk dipilih dalam survei.
5. Apa konsekuensi jika pembobotan di data SDKI tidak dinormalisasikan?
Jika pembobotan di data SDKI tidak dinormalisasikan, maka hasil yang diperoleh tidak mewakili populasi yang lebih luas secara akurat.

Leave a Comment

Scroll to Top